Klien
: Assalamualaikum wr.wb.
Konselor
: Wa’alaikum salam wr.wb,
Silahkan masuk. Oh Firda
Silahkan duduk nak.
Bagaimana kabarnya hari ini, udah lama ibu gak lihat
firda di pramuka lagi. Sekarang firda udah kelas berapa ini.
Klien
: Alhamdulillah
baik buk,
Iya, sekarang saya ada kegiatan diluar makanya
saya sedikit mengurangi aktifitas saya dipramuka buk. Sekarang sudah kelas XI
IPA 2.
Maaf sebelumnya buk, Boleh saya minta
waktu ibuk sebentar.
Konselor
: Oh tentu saja boleh.
Firda ada masalah ya? sampai-sampai muka firda
sedikit murung.
Klien
: Hmhm begitu lah
buk, makanya saya mau meminta pertolongan ibuk sebagai guru konselor saya disekolah ini.
Konselor
: Baiklah kalau seperti itu,
tapi bolehkah ibuk bertanya masalah apa yang kira-kira apa yang membuat firda
datang ketempat ibuk.
Klien
: Begini buk, saya
datang kesini ingin bercerita kepada ibuk tentang masalah saya, soalnya saya
tidak tahu dengan siapa lagi saya harus bercerita, karena permasalahan yang
saya punya tentang teman sekelas saya buk. Jadi saya merasa segan untuk
menceritakan kepada teman-teman saya lainnya, dan saya juga takut mereka salah
paham sama pandangan saya, jadi saya pikir lebih baik saya jumpai ibuk sebagai konselor
disekolah ini untuk menceritakan permasalahan saya. Maukah ibuk mendengarkan
permasalahan saya?
Konselor
: Oh tentu ibuk mau, sebab itu
adalah tugas ibuk, dan ibuk merasa senang karena firda sudah mempercayai ibuk
untuk menceritakan permasalahan yang firda punya, tapi sebelum kita melakukan
pengkonselingan alangkah baiknya ibuk kembali memperkenalkan nama ibuk kepada
firda dan firda juga memperkenalkan kembali sama ibuk nama lengkapnya supaya
kita lebih dekat melakukan pengkonselingannya dan lebih enak berceritanya,
bolehkan Firda?
Klien
: Oh iya buk boleh, dan saya
juga berharap juga begitu kita lebih dekat
supaya saya lebih luasa untuk mengungkapkan masalah saya dengan ibuk.
Konselor
: Baiklah kalau seperti itu,
perkenalkan nama saya Fitriana, kebetulan disini saya adalah seorang konselor
yang akan membimbing dalam pengkonselingan kali ini, dan sebelum kita melakukan
pengkonselingan lebih lanjut, kira-kira boleh Anda memperkenalkan namanya siapa
?
Klien
: Boleh, nama saya
Firda Nur Hasanah, Siswa kelas XI IPA 2, sekarang saya aktif di salah satu
kegiatan ekstrakuler sekolah yaitu pramuka.
Konselor
: Oh Firda, nama yang bagus
dan cantik seperti orangnya, oya sebelumnya saya mau tanya dengan Firda. Apakah
sebelumnya firda sudah pernah melakukan pengkonselingan ?
Klien
: Sebelumnya saya
belum pernah melakukan pengkonseling. Saya hanya dengar teman saya kalau dia pernah melakukan
pengkonselingan dengan ibuk sebagai konselor disekolah ini.
Konselor
: Baikalah kalau firda belum
pernah melakukannya, berarti ibuk akan menjelaskan apa itu pengkonselingan,
tapi sebelum itu kira-kira berapa lama waktu yang firda punya dalam
pengkonselingan ini supaya kita sama-sama tidak diburu oleh waktu.
Klien
: oya begitu ya
buk, hari kebetulan guru kami gak masuk satu les pelajaran jadi saya punya
waktu luang sekitar 20 menit untuk melakukan pengkonselingan ini buk.
Konselor
: Ok, kalau firda hanya
mempunyai waktu 20 menit tidak masalah.
Baiklah, tadi
firda mengatakan bahwa firda belum pernah melakukan yang namanya
pengkonselingan. Bolehkah ibuk menjelaskan terlebih dahulu apa itu
pengkonselingan sebelum firda menceritakan permasalahan yang firda punya.
Klien
: Boleh buk
,silahkan.
Konselor
: Konseling adalah proses
pemberian bantuan kepada seorang konseli,dan didalam pengkonselingan harus ada
yang namanya melakukan pertemuan tatap muka antara konselor dan konseli,
yang kita lakukan seperti ini, yang tujuannya nanti akan memberikan gambaran
solusi dari permasalahan yang firda hadapi. Dan didalam pengkonselingan ada
asas yang kami gunakan seperti asas kerahasian, jadi firda jangan takut untuk
menceritakan apa pun permasalahan yang membuat pemikiran firda terganggu. semua
yang firda ceritakan kepada saya tidak akan saya ceritakan kepada orang lain
karena itu sudah menjadi sumpah kami sebagai seorang konselor akan menjaga aib
klien kami,dan selain itu disini firda dan saya juga harus saling terbuka
terhadap permasalah yang firda punya, karena kalau tidak adanya keterbukaan
permasalah proses pengkonselingan yang akan kita lakukan akan sia-sia.
Bagaimana firda sudah mengerti sampai disini, boleh saya melanjutkan kembali ?
Klien
: Boleh, silahkan
buk.
Konselor
:Ok dan asas terakhir yang
harus kami jalan kan adalah asas kesukarelaan, disini firda jangan merasa ada
keterpaksaan dalam menceritakan permasalahan yang adik punya,ceritakan apa pun
itu, karena saya akan sukarela mendengarkan apa pun ceritakan dan permasalahan
yang firda punya. Bagaimana kira-kira sudah mengerti bagaiamana proses pengkonselingan
yang akan kita lakukan.
Klien
: Iya, saya sudah
mengerti buk.
Konselor
: Ok, kalau firda sudah mulai
mengerti, kira-kira firda bisa menceritakan kepada ibuk lebih dalam
permasalahan yang firda punya.
Klien
: Begini, dikelas
saya mempunyai teman lebih kurang 30 orang terdiri dari laki-laki dan
perempuan, tetapi yang lebih dominan itu perempuan, dikelas juga saya juga
sebagai perangkat, saya berharap saya dan teman sekelas saya bisa untuk diajak
bekerja sama dengan saya untuk bisa membuat kelas itu jadi lebih aktif lagi,
tapi kenyataan sulit rasanya untuk berbuat hal yang seperti itu, ketika saya
suruh untuk melakukan suatu kegiatan dalam kelas bisa dihitung berapa orang
yang datang . saya gak tahu apa salah saya sampai segitunya mereka gak mau
mendengarkan saya dan saya seperti tidak dianggap.
Konselor
: Oh, terus.
Klien
: Jadi saya merasa
jegkel banget sama mereka, rasanya saya mau cepat-cepat keluar dari kelas
tersebut dan turun dari jabatan saya, dan yang saya kesalkan dari mereka. Mereka
itu sanggup menceritakan saya dibelakang mereka.
Saya
heran terkadang dengan mereka didepan saya berkata manis-manis banget, selalu seolah mendukung
hal yang saya buat. Dan pernah saya buat suatu kegiatan dan saya mewajibkan
semuanya datang dan ibuk tahu respon mereka itu gak enak kali sama saya, muka
mereka itu seolah menunjukkan kalau mereka itu gak suka dengan hal yang saya
buat.
Saya
habis kata-kata untuk mereka dan habis ide untuk membuat mereka bisa berubah.
Padahal kan buk menurut saya kegiatan yang saya buat itu hal yang baik dan saya
juga terkadang memaklumi alasan-alasan mereka untuk tidak hadir dalam kegiatan
tersebut.
Konselor
: Ehmmm…ibuk dapat memahami
perasaan firda saat ini bagaimana rasa sakitnya menjadi perangkat yang gak
direspon sama anggotanya.
Saya kira, rasa sedih
yang adik punya begitu dalam terhadap keadaan ini. Dapatkah firda kemukakan
perasaan firda lebih jauh lagi dengan ibuk?
Klien
: Saya tidak tahu
harus berbuat apa, rasanya saya ingin membuat mereka itu sadar kalau saya tidak
suka mereka bersikap begitu dan kalau menurut saya kalau mereka tidak suka
dengan sistem yang saya buat mereka bisa menggantikan saya dan bilang dengan
saya kalau mereka tidak suka sama saya. Biar saya tahu dan sadar kalau yang
saya buat itu salah dan gak perlu saya capek-capek untuk berpikir kegiatan apa
yang harus saya buat untuk kegiatan kelas saya buk. Dan ibu tahu yang paling
membuat saya sedih adalah ketika saya menekan dan mewajibkan mereka harus ikut
dan gak dibolehkan pulang dulu, mereka itu diam dan seolah saya yang
menerangkan kegiatan kelas dengan mereka itu gak direspon sama sekali dan malah
keesokan harinya saya gak dikawan sama satu kelas, dan ketika saya ajak mereka
bicara mereka hanya merespon singkat-singkat saja. Saya tahu masalahnya mereka
itu marah dengan sikap yang saya buat, tapi itu kembali lagi ingin membuat
mereka biar gak Cuma sekolah langsung pulang setidaknya ada kegiatan yang
mendukung dalam belajar mereka untuk bisa menambah wawasan mereka ketika
belajar. Toh kegiatan yang saya buat juga bukan hanya untuk main-main tanpa ada
hasilnya.
Dan disaat
mereka tidak merespon saya dan tidak mau mengkawani saya disitu saya hanya bisa
menarik nafas dan hanya bisa sabar dengan sikap mereka kepada saya, disitu
rasanya saya ingin menagis Cuma saya malu dan dianggap lemah dengan sikap yang
mereka buat. Saya ingin mereka tahu kalau saya tidak akan goyah untuk terus
meminta mereka untuk ikuti kegiatan kelas.
Konselor
: Nampaknya dari yang firda
katakana bahwa firda sangat berharap mereka bisa mengubah sikap dan mengikuti
kegiatan kelas yang firda buat.
Klien
: Iya, saya sangat
berharap dengan hal tersebut buk, soalnya saya udah lama dengan mereka dan
mereka juga harus berpikir kalau sekolah hanya duduk dan langsung pulang tanpa
ditunjang dengan kegiatan lain yang mendukung pembelajaran untuk. Tapi hal
itupun selalu salah dimata mereka. Saya sudah gak tahan lagi dengan sikap yang
mereka berikan kepada saya buk. Saya sudah merasa kalau saya itu sudah baik
untuk mereka sudah mau buat kegiatan itu.
Konselor
: Apakah firda sudah pernah
untuk berbicara baik-baik kepada mereka terhadap permasalahan yang firda
punya.
Klien
: Belum buk
Saya pikir
lebih baik saya diam dan mencoba untuk menghentikan kegiatan itu saja dari pada
saya terus-terusan sakit hati karena sikap yang mereka berikan kepada saya.
Konselor
: Jadi, hanya karena teman-teman
yang membuat firda gak nyaman terus firda mau menghentikan kegiatan yang susah
payah firda bangun.
Klien
: sepertinya
seperti itu buk.
Konselor
: kita sebagai seorang manusia,
pasti mempunyai cobaan dan menurut saya membangun sesuatu dari awal itu memang
tidak semudah kita membalikkan telapak tangan. Ibarat kata pepatah semakin
tinggi pohon tersebut maka semakin kencang pula angina akan meniupnya. Kalau
firda berpikir mereka itu gak mau merespon sikap firda mungkin mereka belum
terlalu berpikir manfaat yang besar untuk kegiatan tersebut. Terkadang mungkin mereka
berpikir belajar disekolah itu rasanya sudah cukup tanpa harus ikut kegiatan
kelas segala. Dan saya rasa pasti ada yang akan merasakan manfaatnya kalau
firda sabar dan terus berjuang untuk membangun kegiatan. Paham apa yang ibuk
katakana pada firda.
Klien
: Iya betul kata
ibuk, tapi saya masih bingung dengan mereka.
Konselor
: kira-kira bisakah adik
ceritakan kepada saya, perasaan bingung apa yang firda maksud ?
Konseli
: saya masih bingung, kenapa
mereka masih belum mengerti apa manfaat dari kegiatan yang saya buat itu.
Konselor
: selama ini pernahkah firda
mengatakan kepada mereka kalau kegiatan yang firda buat semata-mata hanya ingin
membuat mereka lebih aktif dalam belajar. Dan kalau misalkan mereka masih
menganggap kalau kegiatan itu belum berguna mungkin kemabli lagi belum ada
kesadaran mereka terhadap hal tersebut dan mungkin firda terlalu menekan mereka
harus bisa megikuti kegiatan tersebut. Padahal mereka mungkin tidak mau
mengikutinya. Kan kita tidak tahu. Jadi terkadang ada tipe orang yang bisa
ditekan da nada tipe orang yang gak suka diperintah, jadi firda harus paham
betul dengan kerakter teman-teman firda, dan mungkin juga ada hal yang firda
gak tahu tapi membuat mereka gak suka dengan sikap yang firda buat dengan
mereka. Coba pahami dulu mereka biar mereka juga bisa memahami keinginan firda.
Konseli
: Ehmhm iya juga ya buk,
berarti selama ini saya pun salah juga, saya terlalu memaksakan keinginan saya
tanpa saya tahu apa keinginan mereka,
berarti intinya saja juga harus paham dengan tipe-tipe teman-teman saya biar
sejalan antara yang saya mau dan keinginan mereka juga.
Konselor
:ya sudah kalau begitu, jangan
terlalu menyesali yang sudah berlalu, tapi jadikan masa lalu untuk gambaran
dimasa depan, bagaimana?
Konseli
: iya buk, betul kata ibuk.
Konselor
: Ok, waktu proses
pengkonselingan ini juga mau berakhir, kira-kira rencana apa yang akan
kakak lakukan selanjutnya.
Klien
: Saya kira saya
akan coba lebih sabar dan bertahap untuk memahamkan kepada mereka betapa
pentingnya kegiatan kelas yang saya buat dan bisa menunjang wawasan mereka
dalam belajar kemudian saya akan berusaha untuk tidak akan melakukan penekanan
kepada mereka lagi untuk menjalankan
kegiatan tersebut dan harus sesuai dengan keinginan mereka juga.
Konselor
: Itu tindakan yang bagus,
jangan pernah menyerah untuk mencoba apa yang terbaik untuk teman-teman firda,
sebab semua permasalahan pasti akan punya jalan keluar.
Klien
: Iya buk, saya
akan terus untuk mencoba supaya mereka mengerti dengan apa yang sebenarnya saya
inginkan dari mereka.
Konselor
: Iya sama-sama, ibuk merasa
firda sudah mengalami beberapa kemajuan yang berarti, oleh karena itu saya
berharap untuk kedepannya terus semangat jangan pernah menyerah, karena setiap
cobaan pasti akan ada jalan keluar. Mengerti.
Klien
: Iya buk, terima
kasih sekali lagi buk, saya permisi pulang duluan ya buk.
Assalamualaikum wr.wb.
Konselor
: Wa’alaikum salam wr.wb.
Analisis
Pengkonselingan
Dari
pengkonselingan yang dilakukan itu termasuk kedalam Konseling Ego, sebab Ego adalah segala sesuatu yang tergantung pada
straight ego. Dan dari pengkonselingan diatas bahwa firda yang merupakan siswa
kelas XI IPA 2 dan salah satu perangkat kelas terlalu memaksanakan keinginannya
tanpa harus meminta dan mengetahui keinginan dari teman-teman lainnya.
Dan
dari pengkonselingan tersebut menyatakan bahwa firda itu adalah anak yang egois
dimana segala sesuatu yang diinginkannya harus dituruti oleh orang lain, selain
itu dia menganggap bahwa kalau kegiatannya itu sangat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi teman-teman sekelasnya. Dia
Cuma selalu berpikir bagaimana membuat teman-temannya itu lebih aktif lagi
dikelas, tanpa harus berpikir mereka mau atau tidak, sehingga menjadikan hal
tersebut menjadi kebencian dari teman-temannya sampai-sampai teman-temannya
tidak mau mengkawaninya serta merespon kegiatan yang dia buat. Kemudian dari
pengkonselingan diatas juga dapat dianalisis bahwa dia akan memperbolehkan
segala cara supaya apa yang diinginkannya itu tercapai dan terlaksana, dan dia
malah mengorbankan kawan-kawannya yang teman-temannya kemungkinnan menganngap
kegiatan itu tidak penting dan membuang waktu.